Abad
21 yang mengawali millenium baru segera tiba, berbagai perubahan muncul dan
akan terus muncul mengiringi pergantian abad ini. Perubahan organisasi akan
menuntut perubahan MSDM. Pola karir manajerial akan berubah mengiringi
perubahan organisasi ini. Seperti apakah pola karir manajerial di abad 21
mendatang?
BERADA dalam lingkungan bisnis yang terus
berubah, setiap pelaku bisnis dituntut untuk senantiasa beradaptasi dengan pola
perubahan tersebut agar mereka tetap kompetitif. Organisasi juga menghadapi dan
mengalami berbagai perubahan sejalan dengan terjadinya perubahan lingkungan
bisnis. Perubahan yang terjadi dapat berupa berubahnya struktur organisasi yang
menjadi lebih ramping dan datar, perubahan jenjang karir, perubahan kompetensi
yang diperlukan dan sebagainya. Munculnya berbagai perubahan dalam manajemen
seiring dengan perubahan organisasi merupakan tantangan bagi Manajemen Sumber
Daya Manusia (MSDM) untuk dapat mengantisipasi perubahan yang terjadi sehingga
perusahaan tetap survive dan kompetitif dengan dukungan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang kuat
Datangnya
abad 21 diperkirakan akan membawa berbagai perubahan men¬dasar dalam
organisasi. Pola perubahan itu sendiri sebetulnya sudah mulai terbentuk sejak
dekade 1990-an. Lingkungan MSDM dan lingkungan ekonomi telah berubah secara
dramatis pada dekade ini. Pola karir manajerial merupakan salah satu aspek yang
diperkirakan akan mengalami banyak perubahan di masa yang akan datang.Tetapi
bagaimana sesungguhnya gambaran pola karir manajerial pada abad ke 21?
Perubahan
dan perkembangan struktur organisasi menuntut pula perubahan karakteristik dan
atribut karir manajerialnya. Kompetisi yang dibutuh¬kan bagi manajer yang
sukses dewasa ini menjadi tidak memadai lagi dalam abad ke 21 yang akan datang.
Tanggung jawab pengembangan karir juga tidak lagi berada ditangan perusahaan
melainkan berpindah ke tangan karya¬wan secara individual. Allred, Snow &
Miles (1996) mengajukan tiga ide yang Menjelaskan mengapa perubahan struktur
organisasi berpengaruh pada perubahan karir manajerial:
1.
Struktur organisasi menentukan kompetensi manajerial inti yang dibutuhkan.
Misalkan struktur organisasi tradisional mengandalkan keahlian dan pengetahuan
tekhnis manajernya. Tetapi kompetensi semacam ini saja menjadi tidak memadai
lagi dalam struktur organisasi modern
2
Perbedaan struktur organisasi menuntut bauran kompetensi manajerial yang
berbeda. Semakin kompleksnya bentuk organisasi menuntut perubahan bauran
kompetensi. Bentuk organisasi network misalnya, mengandalkan pada collaborative
skill. Tuntutan kompetensi ini diperkirakan akan bergeser pada keahlian
self-governance pada perkembangan bentuk organisasi berikutnya.
3.
Struktur organisasi menunjukkan bagaimana karir dikelola dalam organisasi
tersebut. Tanggung jawab pembinaan karir senantiasa berubah, pada organisasi
tradisional tanggung jawab ini melekat pada perusahaan, dalam struktur
organisasi abad ke 21 tanggung jawab ini akan melekat pada individu.
Seperti yang digambarkan Allred, Snow & Miles (1996), perjalanan sejarah perubahan struktur organisasi bisa diklasifikasikan atas dua bagian yaitu organisasi tradisional dan organisasi modern. Masing-masing terdiri atas beberapa struktur organisasi yang berbeda dengan pola pengembangan karir yang berbeda pula.
Karir dalam Organisasi Tradisional
Bentuk organisasi tradisional dimulai dengan lahirnya struktur organisasi fungsional yang sesuai dengan tuntutan lingkungan bisnis pada paruh terakhir abad ke 19 dengan munculnya per¬usahaan-perusahaan spesialis besar seperti industri baja dan kereta api. Pola pengembangan karir pada masa ini dalam jalur keahlian teknis. Tanggung jawab pengembangan karir berada di tangan departemen fungsional tertentu dalam organisasi.
Seperti yang digambarkan Allred, Snow & Miles (1996), perjalanan sejarah perubahan struktur organisasi bisa diklasifikasikan atas dua bagian yaitu organisasi tradisional dan organisasi modern. Masing-masing terdiri atas beberapa struktur organisasi yang berbeda dengan pola pengembangan karir yang berbeda pula.
Karir dalam Organisasi Tradisional
Bentuk organisasi tradisional dimulai dengan lahirnya struktur organisasi fungsional yang sesuai dengan tuntutan lingkungan bisnis pada paruh terakhir abad ke 19 dengan munculnya per¬usahaan-perusahaan spesialis besar seperti industri baja dan kereta api. Pola pengembangan karir pada masa ini dalam jalur keahlian teknis. Tanggung jawab pengembangan karir berada di tangan departemen fungsional tertentu dalam organisasi.
Manajer
dalam organisasi dituntut memiliki keahlian yang diperlukan meliputi :
1 Referral skill: kemampuan meng¬analisa masalah dan menentu-kan solusi dalam organisasi network maupun antar partner-partnernya.
2 Partnering skill:kemampuan meng¬konseptualisasi, menegosiasi dan mengimplementasikan hasil-hasil yang saling menguntungkan
1 Referral skill: kemampuan meng¬analisa masalah dan menentu-kan solusi dalam organisasi network maupun antar partner-partnernya.
2 Partnering skill:kemampuan meng¬konseptualisasi, menegosiasi dan mengimplementasikan hasil-hasil yang saling menguntungkan
3
Relationship management: ke¬mampuan memberikan prioritas tinggi bagi kebutuhan
dan preferensi pelanggan danpartner utama.
Struktur organisasi network lebih datar dibanding struktur sebelumnya, bisnis dalam organisasi semacam ini mengandalkan saling hubungan antara partner. Manajer yang memiliki collaborative skill menjadi kuat employability-nya baik di dalam maupun di luar organisasi. Ini akan semakin menjadi tuntutan di pasar tenaga kerja pada masa berikutnya. Tanggung jawab pengembangan karir sedikit bergeser tidak sepenuhnya berada di tangan perusahaan tetapi juga menjadi tanggung jawab individu.
Struktur organisasi network lebih datar dibanding struktur sebelumnya, bisnis dalam organisasi semacam ini mengandalkan saling hubungan antara partner. Manajer yang memiliki collaborative skill menjadi kuat employability-nya baik di dalam maupun di luar organisasi. Ini akan semakin menjadi tuntutan di pasar tenaga kerja pada masa berikutnya. Tanggung jawab pengembangan karir sedikit bergeser tidak sepenuhnya berada di tangan perusahaan tetapi juga menjadi tanggung jawab individu.
Sebagai
bekal untuk berkompetisi mengembangkan karir pada era mendatang Allred, Snow
& Miles (1996) menjabarkan lima kategori knowledge yang diperlukan untuk
membina karir dalam abad 21 yaitu:
(a) pengetahuan yang berbasis keahlian teknis;
(b) pengalaman crossfunctional dan internasional;
(c) kepemimpinan kola¬boratif, ini diperlukan untuk memastikan kesamaan langkah dengan organisasi;
(d) keahlian self-management skill, termasuk senantiasa mengakumu-lasi proses pembelajaran dan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan keluarganya; dan
(e) personal trait: meliputi fleksibilitas, integritas dan kepercayaan. Ini akan menjadi atribut pribadi yang vital dalam situasi kerja yang self-governance dan kolaboratif.
Sumber : http://angel.crysta-corp.com/?p=28
(a) pengetahuan yang berbasis keahlian teknis;
(b) pengalaman crossfunctional dan internasional;
(c) kepemimpinan kola¬boratif, ini diperlukan untuk memastikan kesamaan langkah dengan organisasi;
(d) keahlian self-management skill, termasuk senantiasa mengakumu-lasi proses pembelajaran dan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan keluarganya; dan
(e) personal trait: meliputi fleksibilitas, integritas dan kepercayaan. Ini akan menjadi atribut pribadi yang vital dalam situasi kerja yang self-governance dan kolaboratif.
Sumber : http://angel.crysta-corp.com/?p=28